Ketika Hampir Merekah...
Ketika Hampir Merekah…
Ketika aku hampir merekah
Aku berbunga indah
Seorang lelaki tua datang
Merusak seluruh kuntum
Dan mengambil jiwaku,
Ya! Dia mengambil jiwaku…
Seorang tukang kebun
Berdiri di dekatku
Menawarkan tiga jenis bunga
Yang jingga, nila, atau mawar merah
Aku tolak semuanya,
Ya! Aku tolak semuanya…
Di bulan itu
Mawar merah merekah
Tetapi bukan untukku
Kucabut semua mawar dari taman itu
Kuganti dengan semak berduri,
Ya! Kuganti dengan semak berduri...
Jika aku mau
Menanti dalam waktu
Tuhan pasti merahmatiku
Dan aku akan menangis
Semangkuk butir bening air mata
Untuk mencuci
Jejak-jejak luka
Ya, untuk mencuci
Jejak-jejak luka...
Cikarang, 22 November 2009, 21:19 WIB
Diinspirasi oleh lagu 'When I was in my prime'
Sekuntum bunga wangi dan indah bisa untuk dipandang, dikagumi, disentuh, dihirup wanginya, dipetik, dirangkai, dan ditaruh di dalam rumah….Tetapi ternyata sekuntum bunga malahan memberikan bekas paling lama, di tangan yang meremas untuk menghancurkannya..